Warga Indonesia yang mengkhianati Indonesia
Bisnis Tiket Pesawat
Anda tentu masih mengikuti perkembangan dari insiden Tanjung Berakit di selat Malaka yang cukup menghebohkan Indonesia dan Malaysia itu. Sebagai warga negara Indonesia mungkin Anda akan sependapat dengan fikiran saya, koq ya berani-beraninya polisi air Malaysia itu menangkap petugas Indonesia yang sedang merazia nelayan-nelayan Malaysia yang menangkap ikan di perairan kita? Sebagai orang Indonesia, maka secara psikologis saya yakin bahwa kejadian insiden berada dalam wilayah perairan Indonesia. Karena disitu petugas kita sedang menangkap nelayan Malaysia yang dianggap memasuki dan menangkap ikan di perairan Indonesia. Tapi bagi orang Malaysia, mungkin mereka pun jadi geram, koq bisa-bisanya petugas Indonesia itu menangkapi nelayan Malaysia yang sedang menangkap ikan di perairan Malaysia sendiri. Dua pendapat yang berbeda berdasarkan psikologis kewarga negaraan itu bisa terjadi karena sampai sekarang memang belum disepakati tapal batas dua negara di perairan itu. Kabarnya karena Malaysia belum memiliki kesepakatan tapal batas perairan dengan Singapura. Berhubung perairan tempat terjadinya insiden itu berada dekat dengan perairan Singapura, maka Malaysia pun belum bisa diajak berunding mengenai tapal batas perairan di kawasan Tanjung Berakit itu. Tapi kita sudah terlanjur dipengaruhi oleh aksi-aksi nakal Malaysia di perbatasan kita di waktu lalu. Misalnya kasus fenomenal Sipadan dan Ligitan yang dimenangkan Malaysia tahun 2002 dan Blok Ambalat yang sempat meresahkan tahun 2005 dan 2009 adalah dua dari banyak contoh. Apa lagi kabarnya pada tahun 2009 lalu, Malaysia sudah 14 kali melanggar perbatasan kita. Sedangkan di tahun 2010 ini saja sudah 10 kali terjadi kasus Malaysia melanggar perbatasan Indonesia. Jadi, belum genap 2 tahun, Malaysia sudah 24 kali bertingkah di wilayah kita. Bukan main. Dan kita mendapat gambaran bahwa Malaysia itu adalah tetangga yang brengsek. Belum tuntas kehebohan insiden Tanjung Berakit, muncul lagi info bahwa warga negara Indonesia di tangkap dan akan dihukum mati di Malaysia. Kabarnya WNI itu dituduh sebagai anggota kelompok teroris di Malaysia. Berarti ada teroris berkewarga negaraan Indonesia di Malaysia. Dan kita pun beranggapan pasti orang itu dilatih terorisme di Malaysia untuk membuat aksi teror di Indonesia. Tentu kita masih ingat pada Dr. Azhari dan Noordin M. Top yang nota bene warga negara Malaysia itu. Dua orang itu serta komplotannya sudah beberapa kali melakukan aksi pengeboman di wilayah Indonesia. Aksi mereka sangat merasakan, bahkan sangat berdampak buruk bagi industri pariwisata di Indonesia. Kalau difikir-fikir memang benar kalau dulu betapa ngototnya almarhum Presiden Soekarno meneriakkan "Ganyang Malaysia". Karena negara yang baru didirikan pada era 1960an atas prakarsa Inggris itu pasti bakal selalu membuat kita jengkel. Lalu, apa yang terjadi kalau benar-benar pecah perang antara Indonesia vs Malaysia? Jangan khawatir, Indonesia pasti menang. Alasannya apa? Sebab orang Indonesia, melawan atau berkelahi dengan sesama orang Indonesia sendiri saja bisa sangat tega. Orang Indonesia sangat tega menghujat dan menghina sesama orang Indonesia. Orang Indonesia sangat tega memukul orang Indonesia yang lain. Nah..., apa lagi kalau suatu saat mereka harus berhadapan dan melawan orang dari negara asing, pasti orang Indonesia akan sangat tega untuk menghabisi orang-orang dari negara asing itu. Tapi, yang sangat harus digaris bawahi, jangan-jangan orang-orang Indonesia hanya berani berkelahi dan bermusuhan dengan sesama orang-orang Indonesia saja. Tapi begitu harus melawan musuh dari negara lain, orang Indonesia malah dengan sangat senang hati akan melarikan diri terbirit-birit. Jangan-jangan, karena orang-orang Indonesia sangat suka berkelahi dengan sesama orang Indonesia inilah yang membuat Malaysia berani "ngerjain" Indonesia.
7 years ago