Mau cerita sedikit tentang romantika kehidupan para pekerja di lapangan. Tapi cerita ini bukan mewakili keseharian pekerjaan saya. Ini cerita tentang teman-teman saya yang bekerja di pengeboran minyak dan gas bumi di Pulau Bunyu. Orang menyebutnya para pekerja Rig. Kalau ada yang belum tahu apa itu Rig, saya beri penjelasan sedikit ya. Rig itu sebutan untuk menamakan peralatan yang digunakan melakukan pengeboran kedalam tanah. Biasanya Rig terdiri dari konstruksi menara yang terbuat dari bilah-bilah besi, meja pondasi menara yang juga terbuat dari besi, dan tentu saja mesin bor berukuran besar. Disitu juga pasti dilengkapi dengan pipa-pipa pengeboran. Kalau mau penjelasan yang agak lengkap, silahkan baca Para pekerja Rig biasanya mengenakan pakaian overall saat beraktifitas di lokasi Rig. Overall itu pakaian yang baju dan celananya menyatu tanpa sambungan. Tuh…, gambarnya ada disamping. Kalau sampeyan seorang yang berprofesi sebagai teknisi atau mekanik, atau pekerja lapangan, tentu sudah akrab dengan overall ini. Para siswa atau mahasiswa jurusan teknik juga biasa menggunakan pakaian ini. Tujuannya untuk melindungi tubuh dari efek-efek yang ndak enak saat bekerja di lapangan. Misalnya melindungi tubuh dari sengatan panas, baik dari sinar matahari atau panas dari peralatan kerja yang digunakan. Juga perlindungan dari bahan-bahan berbahaya yang digunakan. Pokok’e lebih aman pakai overall ini dibanding mengenakan pakaian biasa saat beraktifitas di tempat seperti itu. Meskipun berguna sebagai pelindung, overall ini kenyataannya cukup bikin repot pemakainya. Lho…, koq bisa? Begini, berhubung pakaian ini baju dan celananya bersambung jadi satu, berarti kalau mau melepasnya harus dilepas semua dong. Tidak seperti pakaian biasa, baju sendiri, celana sendiri. Kaum cowok, kalau lagi kegerahan karena udara panas, biasanya melepas bajunya dan hanya pakai celana saja. Itu namanya bertelanjang dada. Nah…, kalau kebelet pipis, tinggal buka resliting aja, cuuurrrr… Beres deh. Tapi kalau pakai overall? Ada seorang teman yang suatu hari mendadak perutnya terasa mulas saat berada di lokasi Rig. Mungkin tadi lagi salah makan, atau waktu itu memang sudah jadwalnya dia sakit perut. Awalnya dia masih bisa menahan rasa mulas itu. Tapi akhirnya ia merasakan ada yang mendesak-desak dari "pintu belakang". Teman saya itu sudah tidak tahan lagi dan segera berlari menuju wc. Selang beberapa menit kemudian, terlihat dia sudah keluar dari wc dengan wajah yang terlihat lega. Dan dia kembali menuju ke tempat dia tadi bekerja. Tapi apa yang terjadi? Beberapa teman segera menutup hidung, seperti mencium bau yang tidak sedap. Mereka mencari-cari sumber bau yang cukup menyengat itu. Siapa tahu ada kebocoran gas. Hingga akhirnya pencarian itu sampai pada teman yang tadi baru saja keluar dari wc. Seperti crew yang lain, dia pun saat itu mengenakan overall warna biru tua. Tapi ada yang aneh. Sebagian kerah overall-nya koq berwarna kuning? Sebagian rambut bagian belakangnya juga berwarna kuning. Ternyata sumber bau itu berasal dari situ. Tadi seorang teman saya, Joko, yang tinggal di Surabaya menghubungi ponsel saya. Setelah mendengar suara saya tanda call-nya tersambung, dia langsung mengajak saya keluar untuk makan siang. Saya sih setuja-setuju aja, wong dia yang traktir. Dan saya minta dijemput dengan mobilnya yang terbaru. Jangan pakai mobil truk. Ntar malah para tetangga mengira saya mau pindah rumah.
7 years ago